Pada tahun 2019, keadaan perekonomian dunia tidak berjalan sesuai prediksi yang optimis. Akibat besarnya dampak politik internasional, geopolitik, dan memburuknya hubungan antar negara-negara besar, terutama dampak parah perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat, perekonomian dunia pada tahun 2019 terguncang. IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi setahun penuh sebanyak empat kali, dari 3,9% di awal tahun menjadi 3% di bulan Oktober.
OECD juga telah memangkas perkiraan pertumbuhan dunia. Lawrence Boone, kepala ekonom OECD, menyatakan keprihatinannya bahwa pertumbuhan global berada di bawah tekanan yang semakin besar. “Perekonomian global kini berada dalam perlambatan yang tersinkronisasi,” kata IMF dalam laporan World Economic Outlook bulan Oktober. Pada tahun 2018, terdapat tiga negara di dunia yang PDB-nya tumbuh lebih dari 8%: Rwanda (8,67%) di Afrika, Guinea (8,66%) dan Irlandia (8,17%) di Eropa; Enam negara dengan pertumbuhan PDB lebih dari 7% adalah Bangladesh, Libya, Kamboja, Pantai Gading, Tajikistan, dan Vietnam.
Pertumbuhan PDB lebih tinggi dari 6% di 18 negara, 5% di 8 negara, dan 4% di 23 negara. Namun pada tahun 2019, semua negara tersebut mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi dalam berbagai tingkat. 15 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2018 adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, India, Italia, Brasil, Kanada, Rusia, Korea Selatan, Spanyol, Australia, dan Meksiko.
Tren ekonomi mereka mempunyai dampak yang signifikan terhadap perekonomian global.
Sebagian besar dari 15 negara dengan perekonomian terbesar mengalami penurunan pada tahun 2019, meskipun dengan besaran yang berbeda. Pertumbuhan PDB India, misalnya, turun menjadi 4,7%, turun setengahnya dibandingkan tahun 2018. Perekonomian Eropa terus melemah, Jerman dan Prancis mengalami kesulitan, dan perekonomian Brexit mengalami stagnasi. PDB Jepang tumbuh pada tingkat tahunan hanya 0,2%, dan Korea Selatan pada tingkat tahunan hanya 0,4%.
Perekonomian AS yang tampak kuat, berkat perang dagang Trump dan pelonggaran kuantitatif yang terus berlanjut, sebenarnya "membunuh seribu musuh dengan kerugiannya sendiri", dan prospek pemulihan manufaktur, yang diharapkan oleh pemerintahan Trump, suram.
Investor global sebagian besar mengambil pendekatan wait and see terhadap perekonomian AS karena ketidakpastian yang disebabkan oleh perang dagang. Di antara 15 negara dengan perekonomian teratas, Tiongkok memiliki perekonomian yang besar dan basis yang tinggi. Meskipun terdapat kesulitan yang dihadapi tahun ini, kinerja perekonomian Tiongkok dalam hal pertumbuhan PDB masih merupakan yang terbaik di dunia.
Waktu posting: 14 November 2022